“Saya sangat
mengapresiasi acara Jazz Gunung ini. Acara ini menjadi salah satu bagian
terpenting dalam kalender musik Indonesia. Dan juga kalender parekraf kita,”
ujar Menparekraf Sandiaga saat menjadi narasumber pada Konferensi Pers Jazz
Gunung Bromo 2023, di Institut Francais Indonesia, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Ia pun mengajak
seluruh masyarakat untuk memeriahkan Jazz Gunung Bromo yang akan menghadirkan
deretan musisi jazz internasional dan lokal yang diharapkan dapat menjadi
atraksi wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke Bromo dan daerah sekitarnya.
“Mari kita
dukung pada Juli ini. Kita healing di Jazz Gunung dan kita refreshing sambil
mendukung pariwisata kita. Karena sektor pariwisata ini dekat sekali dengan
musik Jazz,” ujarnya.
“Tapi yang
paling saya senang adalah (Jazz Gunung Bromo) ini melibatkan 515 pelaku UMKM
lokal. Dan kita punya program Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia
karena target yang diberikan oleh Presiden ini 1,4 miliar wisatawan nusantara
dan juga kebangkitan UMKM yang kita harapkan bisa mendorong terciptanya
lapangan kerja,” katanya.
Dalam kesempatan
itu, Menparekraf Sandiaga juga memberikan rekomendasi desa wisata yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan sebelum atau sesudah menghadiri Jazz Gunung Bromo
2023. Yakni Desa Wisata Edelweiss Wonokitri yang masuk dalam 75 besar desa
wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
“Karena salah
satu track menuju Bromo sejalan dengan desa wisata yang kemarin baru kita
nobatkan menjadi desa wisata terbaik di Indonesia,” kata Sandiaga.
Jazz Gunung
Bromo ditargetkan dapat menarik 5.500 penonton dengan 10 grup musik yang
berpotensi akan menciptakan perputaran ekonomi antara Rp10 miliar hingga Rp15
miliar.
“Itu target
kita. Sehingga nanti Jazz Gunung ini akan dirasakan dampaknya dari segi
pergerakan ekonomi untuk masyarakat setempat,” katanya.
Penggagas Jazz
Gunung, Sigit Pramono, mengatakan salah satu yang membedakan Jazz Gunung dengan
yang lain adalah konsisten nyata selama 15 tahun. Karena melalui Jazz Gunung
ini para musisi Jazz sangat diapresiasi dan diberikan kesempatan untuk tampil
di amfiteater Jiwa Jawa yang sangat indah.
“Walaupun kita
semua tahu kalau Bromo sudah sangat terkenal. Tapi dengan adanya Jazz Gunung
Bromo ada alasan lain orang lain untuk datang ke Bromo. Karena menikmati
suasana pagi di Bromo itu adalah suatu hal yang sangat indah. Apalagi sambil
menikmati Jazz Gunung,” ujar Sigit.
Sigit mengaku
sejak awal didirikan, Jazz Gunung selalu mengusung konsep etno Jazz dan
memunculkan regenerasi musisi dengan penampilan tunggal hingga kolaborasi
lintas genre. Sehingga kolaborasi yang terjalin dengan berbagai pihak yang
memang menampilkan Jazz yang bernunsa etno.
“Jadi kami
selama 15 tahun kita terus konsisten untuk menyelenggarakan Jazz Gunung ini dan
selalu ada nuansa etnis Indonesia yang kita usung ada pengaruh Jawa, Sunda,
Melayu juga pernah. Ini yang membedakan dengan Jazz lain. Dan yang paling beda
adalah diselenggarakan di atas 2.000 mdpl,” katanya.
Untuk mendukung
ekonomi kreatif, pihak Jazz Gunung juga menggelar pembukaan Rumah Batik Afifah,
Rumah Dokumentasi Batik Batang dan Pesisiran, penyelenggaraan Pasar Batik,
bursa batik nusantara, sekaligus acara “Belajar Batik bersama Pak Dudung”.
“Karena kita tahu batik adalah warisan dunia
jadi enggak hanya Jazz aja. Jadi setiap Jazz Gunung ini selalu ada kegiatan
seni budayanya juga,” kata Sigit.
Jazz Gunung
Bromo 2023 sendiri akan diisi oleh sederet musisi legendaris karena
konsistensinya sampai saat ini. Diantaranya Ermy Kullit, Mus Mudjiono, Atiek
CB, dan Margie Segers.
Sementara
Ardhito Pramono, Yura Yunita, Deredia, Denny Caknan, Salma (Indonesian Idol),
Daniel Dyonisius, dan Yongkeys akan mewakili lini musisi muda yang kuat dengan
warna musiknya.
Kemudian di lini
kolaborasi diisi oleh Ring of Fire Project dan Blue Fire Project by Bintang
Indrianto yang selalu hadir setiap tahunnya di Jazz Gunung dengan membawa
kolaborasi musik yang hanya bisa disaksikan di Jazz Gunung Bromo.
Untuk informasi
lebih lanjut mengenai Jazz Gunung Bromo 2023 dapat mengakses laman website
http://www.jazzgunung.com/jazz-gunung-bromo.
Konferensi pers
ini juga dihadiri oleh sejumlah narasumber diantaranya Penggagas Jazz Gunung,
Butet Kartaredjasa; Atase Kebudayaan Prancis IFI, Charlotte Esnou; Head of
Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn; Kurator
Jazz Gunung, Bintang Indrianto; Penampil Jazz Gunung Bromo 2023, Margie Segers,
Mus Mujiono, Daniel Dyonisius. (*)
Beri komentar