Hadir dalam kegiatan
tersebut, Riswan Lubis, Nikasi Ginting dan Aryanti yang masing-masing sebagai
Ketua Umum, Sekertaris Jenderal dan
Bendahara. Selain itu hadir juga Andi
Malanti Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI
Sulawesi Selatan.
Sementara perwakilan FPE
KSBSI yang hadir dalam training tersebut
diantaranya Pengurus Komisariat (PK) FPE PT. Sembilan
Satu-satu Celebes, PK FPE KSBSI PT. Mulia Abadi Turatea dan PK FPE KSBSI PT. Griya
Kontruksi Cemerlang. Kegiatan training
organisasi FPE untuk pertama kali yang dilakukan di
Jeneponto. “Kami ingin menyapa kalian
dan juga ingin meningkatkan kemampuan rekan-rekan sebagai pengurus maupun
sebagai anggota serikat buruh” tutur Riswan dalam kata sambutannya.
Beberapa materi yang
disampaikan oleh pemeteri dalam training tersebut yakni, sejarah KSBSI yang
disampaikan Riswan Lubis, sementara itu Andi Malanti menyampaikan bagaimana
lemahnya hak-hak buruh sebagaimana diatur dalam PP/36 dan PP/37. Sementara itu Nikasi
Ginting menyampaikan tentang Analisis Swot dan program kerja tahun 2022 dan Aryanti menyampaikan materi tentang
administrasi dan keuangan di internal KSBSI.
Para peserta terlihat
antusias dalam mendengarkan uraian dari
masing-masing pemateri. Selain itu banyak keluhan yang disampaikan para peserta
yang tergabung dalam Federasi Pertambangan dan Energi
Beberapa keluhan yang
disampaikan para buruh yang bekerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kabupaten
Jeneponto antara lain terkait upah
ketika sakit. Banyak para karyawan
yang merasa hak-haknya belum terpenuhi.
“Upah kami dipotong
ketika kami tidak bekerja karena sakit” ungkap salah seorang karyawan yang
tidak mau disebutkan namanya.
Selain itu, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) juga menjadi persoalan yang sangat serius. Menurut
peserta perhatian perusahaan terkait K3 juga sangat lemah.
“Kami akan coba
menyampaikan hal tersebut ke Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi
Selatan,” ujar Andi Malanti. (RL/A1)
Beri komentar