KataBuruh.com SENTUL - Kongres ke VII Tahun 2024 Federasi Serikat Buruh Garmen,
Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri afiliasi Konfederasi Serikat
Buruh Seluruh Indonesia (FSB GARTEKS KSBSI) hari ini resmi dibuka.
Kongres yang
terselenggara di Lorin Hotel Sentul, Kabupaten Bogor Jawa Barat dari tanggal
6-7 Maret 2024 ini mengangkat tema “ Membangun dan Mengoptimalkan Pengembangan
Serikat Buruh di Era Milenial’.
Berdasarkan pantauan
kongres tersebut dihadiri Ary Joko Sulistyo dan Trisnur Priynto Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) FSB GARTEKS KSBSI. Lalu
Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI, perwakilan Dewan Eksekutif
Nasional (DEN) KSBSI, Rekson Silaban Majelis Penasihat Organisasi (MPO) KSBSI,
perwakilan DPP Federasi Serikat Buruh yang berafiliasi dengan KSBSI. Kemudian
mitra internasional DPP FSB GARTEKS KSBSI dan lebih dari 300 peserta dari
delegasi Dewan Pengurus Cabang (DPC) FSB GARTEKS KSBSI dri berbagi daerah.
Faizal Rakhman Ketua
Panitia Kongres FSB GARTEKS KSBSI Ke VII dalm kata sambutannya mengatakan
berterima kasih atas kerja sama kepada seluruh tim panitia, sehingga agenda
kongres bisa berjalan lancar. Tak lupa, ia juga meminta maaf kepada semua
peserta dan tamu undangan apabila acara kongres ini banyak kekurangannya.
“Semoga acara kongres ke
VII FSB GARTEKS KSBSI bisa membuat keputusan dan gagasan yang baik untuk
memperjuangkan hak buruh kedepannya. Saya juga berharap kongres ini bisa
membahas konsep kepemimpinan muda buruh di serikat buruh kita supaya tercipta regenerasi
kepemimpinan,” ucapnya.
Ary Joko Sulistyo
menyampaikan perjalanan panjang gerakan FSB GARTEKS KSBSI, sehingga saat ini
bisa melaksanakan kongres yang ke VII merupakan prestasi yang membanggakan.
Termasuk, FSB GARTEKS KSBSI telah banyak membuat prestasi dan berhasil
membangun gerakan bersama mitra internasional.
“Tantangan terberat FSB
GARTEKS KSBSI kedepannya adalah menghadapai Bonus Demografi 2045 dan saat ini
memasuki era digitalisasi. Ada baiknya, kita harus menyikapi tantangan ini
dengan kritis dan solusi kepada pemerintah dan pengusaha, supaya serikat buruh
kita tetap mempunyai posisi tawar yang kuat,” terangnya.
Tegasnya, Ary Joko
berharap agar kongres ke VII ini, FSB GARTEKS KSBSI bisa menjawab tantangan
bonus demografi dan konsisten untuk mempersiapkan kepemimpinan muda. Dimana
nantinya kader-kader muda ini bisa melanjutkan roa organisasi dan menjawab
tantangan zaman.
Sementara itu, Rekson
Silaban mengatakan gerakan FSB GARTEKS KSBSSI jangan lagi hanya menghandalkan
aksi pejuang jalanan dalam membela hak buruh. Namun sudah waktunya FSB GARTEKS
harus melahirkan kader aktivis buruh pemikir yang bisa memberikan kontribusi
pemikiran baru di era digitalisasi.
Selain itu, Rekson
menyarankan agar pengurus dan anggota FSB GARTEKS KSBSI juga sudah waktunya
meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pendidikan. Agar
manajemen organisasi bisa terkelola dengan baik. Artinya, bagi penurus yang
sudah lulus sarjana, ada baiknya melanjutkan studi S2. Karena regenerasi
kepemimpinan di serikat buruh harus berganti untuk memberikan kesempatan kepada
kader yang muda.
Dedi Hardianto
mengucapkan terima kasih atas undangannya DPP FSB GARTEKS KSBSI di acara
Kongres ke VII. Dia mengapresiasi dengan dinamika gerakan FSB GARTEKS KSBSI
yang sampai hari ini masih sangat solid. Baik dari tingkat pengurus pusat
sampai Pengurus Komisariat (PK).
“Saya berharap
solidaritas FSB GARTEKS KSBSI yang solid ini harus terus dipertahankan.
Termasuk FSB GARTEKS KSBSI harus bersuara kritis menyikapi isu perburuhan
diluar isu garmen tekstil. Seperti menyikapi perubahan iklim, bonus demografi
2045, tantangan kerja di era digitalisasi dan tetap bersikap kritis atas
disahkannya UU Cipta Kerja,” tandasnya. (AH) berita ini juga di muat di ksbsi.org
Beri komentar