Sekadar tahu, L20 adalah gabungan
serikat buruh/pekerja dari lintas negara industri maju. Dimana, selama ini
sangat berperan penting menyuarakan isu perburuhan di setiap pertemuan
internasional para pemimpin negara maju. Pada pertemuan L20 nanti, KSBSI ikut
dilibatkan untuk membahas isu ketenagakerjaan yang bakal disampaikan dalam
pertemuan G20 nanti.
“Sekarang ini tim dari KSBSI
bersama perwakilan pemerintah, seperti dari Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemenaker) semakin intens melakukan pertemuan dan diskusi untuk persiapan
agenda G20,” ucapnya saat diwawancarai, Senin kemarin, di Cipinang Muara
Jakarta Timur, (18/10/2021).
Ada beberapa isu ketenagakerjaan
yang mulai dirangkumkan dengan perwakilan pemerintah pada pertemuan G20.
Diantaranya tentang hak disabiltas kerja dalam dunia kerja, dampak perubahan kerja
di era teknologi baru dan jaminan perlindungan sosial kepada pekerja/buruh. Dia
berharap, isu tersebut nantinya bisa disambut baik oleh peserta forum 20 dan
L20.
“KSBSI juga sedang melakukan
riset tentang jaminan sosial bagi pekerja dunia digital,” ujarnya.
Dalam mensukseskan pertemuan G20
dan L20, KSBSI tetap mengikuti arahan dari Konfederasi Serikat Internasional
atau (ITUC) sebagai afiliasinya. Kemungkinan juga nantinya, ITUC merekomendasikan
isu pembahasan pemulihan pandemi Covid-19. Dan agenda pembangunan berkelanjutan
SDGs 2030 dalam mengentaskan kemiskinan serta jaminan perlindungan sosial
terhadap buruh/pekerja.
Pemerintah juga mendukung dengan
ide dan saran KSBSI yang akan disampaikan pada pertemuan G20 dan L20. Bahkan,
pemerintah meminta KSBSI bisa aktif menyuarakan isu hak disabilitas di dunia
kerja. Sebab tak bisa dibantah, jika sampai saat ini serikat buruh/pekerja di
Indonesia masih minim mengadvokasi dan menyuarakan keterwakilan hak disabilitas
di dunia kerja.
“Jadi sudah waktunya KSBSI harus
mulai menyuarakan dan memperjuangkan hak keterwakilan disabilitas di dunia
kerja,” ungkapnya.
Elly menegaskan KSBSI sebenarnya
sudah melangkah lebih kedepan dalam menyikapi diluar isu hak normativ dan
kebebasan berserikat. Contohnya, KSBSI telah memiliki komite kesetaraan gender.
Dan sekarang ini juga sedang fokus membahas dampak perubahan iklim (climate
change) dunia serta melakukan kampanye menolak kekerasan dan pelecehan seksual
di dunia kerja sesuai semangat Konvensi ILO No. 190.
Mengingat agenda G20 dan L20
waktunya sudah dekat, Elly mengatakan KSBSI semakin rutin melakukan pertemuan
dan diskusi dengan beberapa kementerian. Kalau untuk di internal, dia
mengatakan sedang mempersiapkan tim teknis untuk mematangkan agenda persidangan
L20. Lalu tim yang dipercaya harus
mengasah kemampuan berkomunikasi bahasa internasional.
“Karena bisa dipastikan menjelang
agenda pertemuan internasional nanti, jadwal kami akan sangat padat melakukan
diskusi melalui zoom meeting dengan para pimpinan L20 untuk membahas isu
perburuhan,” imbuhnya.
Terakhir, Presiden KSBSI berharap
jika pemerintah ingin memulihkan perekonomian negara, maka masyarakat jangan
ditambah beban lagi dimasa pandemi. Misalnya, di Negara Rusia, bagi
masyarakatnya yang telah mengikuti vaksinasi, pemerintahnya tidak memberlakukan
PCR dan Antigen Swab Test apabila hendak naik pesawat.
“Sementara di Indonesia,
masyarakatnya sudah ikut vaksinasi, tapi masih dibebani PCR kalau waktu naik pesawat ke luar kota,” ungkapnya.
Dia menilai, PCR dan Antigen Swab
Test terbilang membebani kondisi ekonomi masyarakat yang sedang terpuruk dimasa
pandemi. Bahkan, dia sering mendengar pengaduan dan sempat menjadi korban modus
penipuan PCR yang dilakukan para oknum tertentu untuk sengaja mencari
keuntungan pribadi dan kelompok.
Contohnya, beberapa waktu lalu
sebelum harga PCR diturunkan dari Rp. 1 juta bisa berlaku selama 48 jam. Nah,
setelah ada protes masyarakat karena harga PCR sangat mahal, akhirnya
pemerintah menurunkannya sebesar Rp. 450 ribu. Tapi yang jadi pertanyaan,
setelah harga diturunkan, justru masa berlaku hasil PCR juga berkurang menjadi
48 jam.
“Saran saya, sebaiknya peraturan
pemerintah yang membebani ekonomi masyarakat dihapus sajalah dimasa pandemi
ini. Sebab, kalau masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi, kan imunitas mereka
sudah terbilang kebal menghadapi Covid-19,” tutupnya. (A1) Berita ini telah di tayangkan di ksbsi dengan judul
"Presiden KSBSI Sampaikan Beberapa
Isu Ketenagakerjaan Menjelang Pertemuan G20"
Beri komentar