“Namun
anehnya, oknum anggota PT. Kreasi Garmen Cirebon ini langsung menuduh saya
melakukan tindakan tidak sopan dengan tuduhan mencium AP. Padahal AP menangis itu
karena curahan hati (curhat) soal beban keluarga dia kepada saya,” ucapnya di
Tangerang Banten beberapa waktu lalu.
Selang
beberapa hari kemudian tepatnya pada hari Senin, Masroni bersama AP pergi ke
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon untuk Surat Keputusan (SK)
pencatatan Pengurus Komisariat (PK) FSB GARTEKS KSBSI PT. Kreasi Garmen
Cirebon. Pada sore harinya, setelah sampai sekretatriat, pengurus perempuan
tersebut mengganti kerudung jilbabnya tapi ketinggalan.
“Waktu itu dia
bawa 2 kerudung jilbabnya, nah saat pulang kerudung yang satu lagi tertinggal.
Makanya, kemudian saya letakin di jendela. Karena malam harinya saya memang
berencana pulang ke Tangerang,” jelasnya.
Setelah sampai
Tangerang, ternyata isu pelecehan ini kemudian dihembuskan oleh oknum pengurus
FSB GARTEKS KSBSI dari PT. Long Rich Indonesia. Lalu mereka meminta konfirmasi
ke Tri Pamungkas sebagai Ketua DPP FSB GARTEKS KSBSI. Kemudian, pada 1 Oktober
lalu, Tri Pamungkas pun akhirnya langsung ke Cirebon untuk menyelesaikan
persoalan pelecehan ini.
“Setelah dilakukan pertemuan oleh semua
pengurus dan anggota, akhirnya orang yang membuat fitnah mengakuinya. Termasuk
AP yang dituduh korban fitnah pelecehan juga mengatakan dia sama sekali tidak
ada dilecehkan. Bahkan, AP dalam pertemuan berani membuat pernyataan diatas
materai,” ucapnya.
Dalam masalah
ini, Masroni mengatakan dirinya merasa dirugikan akibat korban fitnah yang
terjadi. Termasuk perempuan yang ikut dituduh nama baiknya tercemar. Selain
itu, dia juga menyampaikan istrinya sudah mendengar masalahan fitnah yang
disebar pihak ketiga yang tidak tahu kronologi sebenarnya.
“Akhirnya
istri saya pun meninggalkan saya sekarang ini,” ungkapnya.
Walau
permasalahan sudah selesai, Masroni meminta agar orang yang sengaja
menghembuskan isu fitnah ini segera
meminta maaf. Agar namanya bersama AP bersih kembali serta situasinya kembali
normal seperti awal. Pasalnya, kedatangannya ke Cirebon dalam rangka melakukan
agenda pengorganisiran untuk mengembangkan organisasi.
“Niat saya
sejak awal memang tidak ada niat buruk datang ke Cirebon. Buktinya, setelah
satu bulan disini, jumlah anggota semakin bertambah pesat. Serta sudah ada
buruh dibeberapa perusahaan yang ingin bergabung ke FSB GARTEKS KSBSI,”
tegasnya.
Untuk saat
ini, dia belum ada berniat melaporkan ke pihak kepolisian karena menunggu itikad
baik dari orang yang memfitnahnya untuk meminta maaf. Namun, jika batas waktu
yang ditentukan oknum yang membuat fitnah tidak meminta maaf, maka akan segera
ditempuh jalur hukum.
“Dugaan saya
dibalik fitnah yang keji ini memang ada dugaan kuat sekelompok orang yang tidak
suka kehadiran FSB GARTEKS KSBSI di Cirebon. Sebab, sebelumnya ada 18 orang
pengurus yang keluar dari FSB GARTEKS KSBSI dari PT. Long Rich Indonesia. Tapi
dugaanya, mereka mengundurkan diri ini tidak murni, karena intimidasi dari
oknum serikat buruh lain,” kata Masroni.
Selain itu,
terdengar kabar salah satu oknum HRD di PT. Long Rich Indonesia sempat bertemu
dengan pengurus PK. FSB GARTEKS KSBSI PT. Long Rich Indonesia. Dimana dalam
pertemuan tersebut, oknum HRD perusahaan meminta agar tidak hadir di
perusahaan. Dan diduga, oknum HRD ini dekat beberapa pengurus serikat buruh
yang tidak suka dengan diluar FSB GARTEKS KSBSI.
Tri Pamungkas
mengatakan dibalik fitnah pelecehan yang menimpa Masroni dan AP diduga ada
unsur kesengajaan yang dilakukan oknum tertentu untuk mencari keuntungan.
Karena itu, dia menegaskan FSB GARTEKS KSBSI tetap bersikap tegas terkait
masalah ini. Walau sudah ada klarifikasi dan orang yang membuat fitnah sudah
mengakuinya, tapi ada kemungkinan akan diambil langkah hukum.
“Sebab masalah
ini sudah merugikan nama baik Masroni dan AP serta marwah FSB GARTEKS KSBSI.
Dan tidak mungkin dibalik fitnah yang keji ini tidak ada keterlibatan dari
sekelompok orang,” tegasnya.
Sebab, kata
Tri, saat proses pencatatan pengurus
komisariat ke Disnaker Cirebon, ada oknum-oknum tertentu yang sengaja ingin
mengagalkannya. Karena, 18 orang pengurus dan anggota yang mengundurkan dari
FSB GARTEKS KSBSI ini juga bukan anggota lagi. Jadi tidak ada melakukan
intervensi.
“Dugaan saya
mundurnya pengurus tersebut memang ada aktor intelektualnya. Lalu sengaja
melakukan intevensi dan sekarang ini kami masih melakukan kajian untuk mencari
kebenarannya,” ucap Tri.
Tri juga
menyesalkan kepada orang yang telah melakukan fitnah kepada Masroni dan AP,
tapi sampai hari ini tidak meminta maaf. “Kalau korban yang dirugikan akhirnya
memutuskan meminta pendampingan hukum, maka saya akan melaporkan masalah ini ke
pihak kepolisian,” tutupnya. (A1)
Beri komentar