“Saya berharap para
pemimpin negara G20 terus berperan penting mencari solusi dari krisis yang
terjadi dari yang belum pernah terjadi
sebelumnya,” kata Guy Ryder dalam sambutannya dihadapan para pemimpin G20 pada
hari pertama KTT G20 di Arab Saudi, beberapa waktu lalu.
Ia juga mengacung
jempol stimulus fiskal dalam langkah perlindungan sosial yang signifikan dari
negara-negara G20. Dimana tujuannya untuk melindungi buruh agar tidak
kehilangan pekerjaan selama pandemi. Berdasarkan hasil deklarasi KTT G20,
menyatakan perpanjangan sementara program perlindungan sosial selama krisis
untuk mendukung mata pencaharian hampir 645 juta orang.
"Saat ini
dibutuhkan langkah program perlindungan sosial supaya tetap berjalan dalam
skala besar. Untuk mencegah lonjakan ledakan pengangguran dan ketidakaktifan
ekonomi. Dengan cara mempertahankan keterikatan masyarakat pada pasar tenaga
kerja," katanya.
Kemudian, Guy Ryder
menyarankan tentang perlunya memperluas perlindungan sosial bagi pekerja di
perekonomian informal. Karena, mereka yang bekerja di sektor pekerja informal,
saat sekarang ini paling menderita kehilangan pekerjaan di negara-negara
miskin. Sehingga dukungan finansial dari G20 untuk mengatasi krisis sangat dibutuhkan dalam agenda
solidaritas internasional.
ILO juga meminta
agar para pemimpin G20 bisa duduk bersama dalam agenda dialog sosial. Terutama
dalam menciptakan pekerjaan layak bagi perempuan dan pemuda. Dia juga berharap
semua pihak ada baiknya kita membangun pola pikir baru dengan menciptakan jenis
pekerjaan baru dan memperjuangkan
kesetaraan gender tanpa ada diskriminasi di dunia kerja.
“Hal ini sesuai
komitmen tujuan G20 di Brisbane, dalam mengurangi kesenjangan gender
partisipasi tenaga kerja sebesar 25 persen pada 2025 nanti,” ungkapnya.
Menurut ILO, setara
dengan 345 juta pekerjaan penuh waktu hilang secara global pada kuartal ketiga
tahun 2020, karena dampak pandemi. Jumlah yang setara dengan 225 juta pekerjaan
penuh waktu hilang di negara-negara G20 saja pada kuartal ketiga tahun 2020. Banyak
dari mereka yang paling terpuruk adalah kaum muda.
Karena itu, ILO
menyambut baik pengesahan oleh para pemimpin G20 dari Peta Jalan Pemuda G20
2025. Dalam rangka mendukung agenda 2025. Dalam mengurangi hingga 15 persen
jumlah kaum muda yang paling berisiko dikeluarkan secara permanen dari pasar
tenaga kerja.
“Mengingat beratnya
situasi ini, ekonomi global membutuhkan investasi dalam pemulihan yang berpusat
pada manusia. Dalam meningkatkan kapasitas orang untuk mendapatkan keuntungan
dari perubahan. “Lalu memperkuat lembaga kerja, sehingga semua orang
terlindungi dengan baik untuk meningkatkan pekerjaan layak dimasa depan, ”
ujarnya. (^)
Beri komentar