Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan bahwa
pemerintah terus berkomitmen untuk membangun dan memajukan ekosistem musik
Indonesia demi kepentingan bangsa. Termasuk di antaranya, musik tradisi dan
musik anak.
“Memajukan ekosistem musik menjadi sangat
penting untuk memastikan keberlanjutan manfaat musik Indonesia sebagai
identitas nasional yang membanggakan bagi kita semua, sebagai medium
pembelajaran yang membahagiakan, dan tentunya sebagai bentuk pemajuan
kebudayaan,” ucap Nadiem, di Jakarta, Sabtu (9/3).
Serangkaian kegiatan diselenggarakan
Kemendikbudristek bersama sejumlah musisi dan komunitas musik dalam rangka HMN
Tahun 2024. Dari tanggal 7 sampai 9 Maret, berbagai kegiatan diadakan di
Jakarta dan tempat di mana pahlawan nasional sekaligus pencipta Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya Wage Rudolf (W.R.) Soepratman dimakamkan, yakni di Surabaya,
Jawa Timur.
Direktur Jenderal Kebudayaan,
Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan bahwa Kemendikbudristek turut
memfasilitasi para insan musik untuk berkarya. “Kemendikbudristek terus
berupaya memperkuat ekosistem musik nasional melalui beragam kebijakan serta
dukungan kepada komunitas musik. Hal ini sebagai bentuk komitmen kami dalam memfasilitasi
seluruh pelaku seni dan budaya dari berbagai latar belakang,” kata Hilmar.
Hilmar juga mengutarakan, bahwa peringatan
HMN diharapkan juga dapat menjadi refleksi untuk menata pengelolaan musik
tradisi secara lebih baik sehingga berkembang dengan optimal untuk mendukung
pemajuan kebudayaan.
“Kemendikbudristek secara aktif
mengupayakan pelindungan hak cipta musisi tradisional dan musik tradisi. Musisi
tradisional begitu berjasa dalam memajukan budaya sehingga sepatutnya lah
memiliki hak yang sama dengan musisi lainnya dalam memperoleh nilai ekonomi
dari karyanya agar terus berkembang,” papar Hilmar.
Catatan pencapaian penguatan ekosistem
musik nasional yang telah direalisasikan Kemendikbudristek tahun 2023 antara
lainnya menginisiasi terbentuknya Lembaga Manajemen Musik Tradisonal bersama
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Masih terkait musik tradisi, Direktur
Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek,
Ahmad Mahendra, menyebutkan bahwa Kemendikbudristek juga menyelenggarakan
Festival Musik Tradisi dan keroncong di berbagai tempat. “Program-program
tersebut khazanah baru terbuka bagi masyarakat modern untuk mengenal budaya
sebagai jati diri yang otentik,” kata Mahendra.
“Tentu dengan adanya penyelenggaraan
festival dan pertunjukkan yang telah dan akan terus dilakukan, akan bermunculan
musisi-musisi muda. Kita ingin ekosistem musik ini tidak hanya solid tapi juga
beregenerasi,” sambungnya.
Selain itu, dalam upaya penguatan literasi
dan distribusi, Kemendikbudristek telah mengemas program Lokovasia sebagai
platform pelaku seni musik untuk meningkatkan keahlian mereka dan Indonesian
Music Expo yang mampu mengenalkan dan mengantarkan musisi tradisi Indonesia
tembus ke pasar dunia.
Lebih lanjut, Mahendra menegaskan, misalnya
saja di tahun 2021, bekerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ),
Kemendikbudristek mendorong pengakuan musisi jalanan sebagai suatu profesi.
Fasilitas QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) juga telah diupayakan
sebagai dukungan transaksi keuangan yang lebih mudah bagi profesi musisi
jalanan.
Sebagai informasi, beberapa rangkaian
kegiatan HMN 2024 antara lain Symphonesia Musik Indonesia: Lintas Era bersama
Erwin Gutawa Orkestra, di Taman Ismail Marzuki; Ziarah ke makan W.R. Soepratman;
Diskusi musik kebangsaan; dan peluncuran mini konser Kita Cinta Lagu Anak
(KILA) 2024. Puncak acara HMN Tahun 2024 dijadwalkan berlangsung 9 Maret di
Taman Budaya Jawa Timur. Selain di Jakarta dan Surabaya, beberapa wilayah juga
akan disambangi, yakni Surakarta, Surabaya, Denpasar, Jakarta, Palembang, guna
menyebarluaskan karya musik hasil program KILA Tahun 2020 hingga 2023.
Beri komentar