Bambang SY, Deputi Bidang Konsolidasi Dewan Pengurus
Pusat (DPP) FSB NIKEUBA mengatakan bahwa buruh PT Prima Jaya Multicon
menghentikan proses produksi dan menyatakan menutup pabriknya
"Lebih dari 350 karyawannya terancam PHK massal
tanpa kejelasan tentang hak yang harus di dapatkan, untuk itu masa menolak
penutupan pabrik ini dan meminta kejelasan kepada pihak manajemen akan terjadinya
penutupan pabrik yang mendadak, apalagi ini menjelang lebaran. Semua ada
aturannya dan tidak boleh semena-mena," kata Bambang SY ketika ditemui
dilokasi demo.
Seperti diketahui, berdasarkan surat pemberitahuan
perusahaan yang ditempel di pintu gerbang pabrik tertanggal 06 Maret 2024,
bahwa pihak perusahaan menyatakan tutup dengan alasan perusahaan mengalami
kerugian. Karyawan PT Prima Jaya Multicon keesokan harinya pada tanggal 7 Maret
2024 tiba-tiba di suruh keluar pabrik untuk tidak melakukan aktivitas
pekerjaan.
Lanjut, Bambang menegaskan bahwa pihaknya akan terus
melakukan perjuangan menuntut kejelasan dan keadilan bagi anggotanya. Ia
meminta kepada semua pihak untuk menghormati proses perselisihan yang saat ini
berjalan, sama-sama menjaga kondusifitas dan komitmen masing-masing.
Dodi Setiawan, selaku HRD PT Prima Jaya Multicon dalam
kesempatan tersebut mengatakan bahwa pihak perusahaan membuka ruang dialog
seluas luasnya dan meminta massa aksi untuk tetap kondusif.
"Perusahaan membuka ruang dialog bagi karyawan
melalui kuasa hukumnya masing-masing, dan silahkan diatur jadwal pertemuannya,
kami akan menfasilitasi." ujar Dodi di depan massa aksi.
Berdasarkan pantauan dilapangan, buruh FSB NIKEUBA
akan mengatur jadwal pertemuan dengan kuasa hukum perusahaan pada Rabu, 13
Maret 2024 yang akan digelar di pabrik PT Prima Jaya Multicon. Buruh juga
berkomitmen akan menjaga aset perusahaan demi menjaga kondusifitas dan hal-hal
yang tidak diinginkan selama proses perselisihan hubungan industrial.
Turut hadir dalam demo tersebut, Korwil KSBSI Banten,
Sisjoko Wasono beserta jajarannya. (*/) berita ini juga ada di ksbsi.org
Beri komentar