LSPR
PEDULI merupakan Proyek Kemanusiaan Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR.
Program ini adalah rangkaian upaya yang dilakukan secara sistematis untuk
menganalisis risiko-risiko dampak bencana ataupun krisis terhadap kehidupan dan
penghidupan manusia. Setelah berbagai upaya penanggulangan bencana dan aksi
bakti sosial yang diadakan oleh generasi muda memiliki dampak yang baik dan
nyata.. Sistem program Proyek Kemanusiaan perlu selalu dilakukan secara fokus
dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat.
Dr.
Puji Lestari, Peneliti Komunikasi Bencana dan Dosen UPN Veteran Yogyakarta,
menyampaikan pemaparan pada sesi pertama dengan memberikan pengantar untuk
materi yang beliau bawakan tentang “Manajemen dan Mitigasi Bencana di Kalangan
Pemuda”. Beliau menjelaskan, “Komunikasi bencana berawal dari konsep
komunikasi, bagaimana proses penyampaian informasi, ada ide, gagasan, pesan ke
pihak lain agar ada kesamaan makna.” Dengan demikian apabila ketika proses
komunikasi sudah berjalan namun timbul keributan maka belum ada kesamaan makna
yang disebabkan salah satunya oleh perbedaan persepsi.
Beliau
melanjutkan, “Manajemen bencana membicarakan aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana.” Pada
bagian perencanaan ini harus benar-benar diperhatikan. Menurut beliau masih ada
daerah-daerah yang rawan bencana di Indonesia yang belum memperhatikan dan
memiliki aspek perencanaan terhadap bencana. Pada model manajemen bencana yang
Dr. Puji sampaikan, mitigasi bencana ada pada area model bagian sebelum
bencana. Mitigasi harus tetap dilakukan walaupun kondisi daerah bencana sudah
pulih.
Selanjutnya
pemaparan yang kedua disampaikan oleh Hari Akbar Apriawan, Direktur Eksekutif
Indonesia Resilience. Pada sesi pemaparan kedua ini beliau menjelaskan tentang
“Pemuda dan Resiliensi Bencana: Tinjauan Empirik”. Bapak Hari mengatakan,
“Bencana adalah bagian holistic dari manusia yang tidak bisa terpisahkan dan
sangat melekat dengan manusia.” Manusia akan selalu terdampak oleh bencana
terlebih untuk masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan letak Indonesia yang
berada di lempeng besar dunia dan tepat berada di bagian cincin gunung api yang
memiliki aktifitas vulkanologi tinggi.
Hari menambahkan “Manusia perlu memiliki pemahaman kultural, melihat potensi bencana, seperti perubahan
perilaku hewan, perubahan fisik alam. Dalam hal ini, keistimewaan pemuda,
mereka memiliki jejaring yang luas, memiliki pemahaman yang cenderung masih
ideal, memiliki partisipasi, kreatifitas, keaktifan dan kepedulian.”
Pada
akhir webinar narasumber berpesan kepada para audiens yang merupakan generasi
penerus bangsa untuk menjadi manusia yang tangguh dan tanggap terhadap bencana,
mulai untuk memiliki kepedulian, berempati dan bersimpati melalui komunikasi
sehingga memberikan kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi dan mengatasi
bencana, dan mempersiapkan kapasitas diri dan masyarakat dengan melakukan
aktifitas-aktifitas yang dapat membangun ketangguhan dan kemampuan untuk
bertahan dalam keadaan yang sulit dan dilakukan secara transparan,
gotong-royong, dan kolaboratif.
Beri komentar