KataBuruh.com,BALI- Pertemuan Menteri Tenaga Kerja Negara-Negara G20 atau Labor Employment Minister’s Meeting resmi digelar pada 13-14 September 2022 di Bali. Agenda tersebut dibuka oleh Wakil Presiden RI Maruf Amin.
..
KataBuruh.com,BALI- Pertemuan Menteri Tenaga Kerja Negara-Negara G20 atau Labor Employment Minister’s Meeting resmi digelar pada 13-14 September 2022 di Bali. Agenda tersebut dibuka oleh Wakil Presiden RI Maruf Amin.
Labor Employment Minister’s Meeting (LEMM) atau pertemuan
Menteri-Menteri Tenaga Kerja 20 Negara anggota G20 sepakat mengedepankan
tantangan global yang berimplikasi pada ketenagakerjaan, sehingga diharapkan
kerjasama yang lebih adaptif dan memiliki ketahanan yang lebih berpusat pada
manusia untuk pulih lebih cepat secara global.
Setelah 3 kali proses Employment Working Group (Kelompok
Kerja Ketenagakerjaan) sepanjang tahun 2022, pembahasan ketenagakerjaan
berpuncak pada LEMM ini.
Maria Emeninta Co chair L20 mengatakan bahwa, Sebagai salah
satu perwakilan dalam forum Menteri Ketenagakerjaan Negara G20, Labour 20 yang
dipegang oleh KSBSI juga aktif melakukan berbagai kegiatan penting yang juga
menyumbangkan intervensi-intervensi penting terkait isu krusial saat ini, pada,
Rabu (14/09/2022).
"Misalnya saja, kami ikut dalam agenda FGD Aliansi
Internasional Pengawas Perburuhan (IALI) yang tahun ini mengangkat isu Penguatan
Dunia Kerja Bebas dari Kekerasan, Diskriminasi dan Pelecehan." katanya.
Agenda tersebut dilakukan pada, Selasa 13 September 2022 pagi, disambung
pertemuan tahunan Komite K3 yang berlangsung sore harinya." katanya
Sebagaimana diketahui, tradisi proses LEMM dengan mengelar
acara makan malam secara tripartit, yang dilakukan secara spektakuler di Ayana
sky, Bali pada 13 September 2022. agenda tersebut mengumumkan Join Statement
Business20 dan Labor20 yang sepakat menekankan 15 elemen penting: krisis pangan,
penguatan stabilitas keuangan, percepatan transisi berkeadilan dalam ekonomi,
sosial dan lingkungan berkelanjutan, penguatan inkusifitas yang tepat guna pada
pasar kerja dan kualitas kerja yang layak, memastikan penghormatan Prinsip
Fundamental ILO dan Hak Bekerja, implementasi kebijakan yang layak, keadilan
upah yang non diskiminatif.
Meminta G20 memastikan transisi yang inklusif di masa
ekonomi digital, investasi akses yang berkualitas atas kesehatan, keperdulian,
Pendidikan, transportasi public dan pelayanan public lainnya, penguatan
investasi pada pengembangan skill, memprioritaskan transisi informal ke formal
dengan kebijakan nasional, penguatan skema proteksi sosial,pemanfaatan progress
teknologi digitalisasi, transformasi agenda untuk kesetaraan (untuk capaian
Brisbane Goal, mengurangi jarak partisipasi tenaga kerja perempuan dan
laki-laki 25% pada 2025), promosi lingkungan untuk wira usaha dan perusahaan
berkelanjutan (dalam rangka G20 Enterpreneurship Action Plan) dan mempromosikan
dialok sosial dalam implementasi
komitmen G20.
Dalam kesempatan tersebut, Elly Rosita Silaban Ketua Labor20
bersama Shinta Kamdani Ketua B20, didampingi Yusak Christian Solaiman-Deputy
chair Future of Work and Education B20 membacakan Join Statemen tersebut dihadapan
300 tamu kehormatan delegasi G20 dari 9 delegasi negara yang diantaranya,
Kamboja, Spanyol, Turki, Uni Eropaa, Belanda, Jerman, Prancis, Australia, USA.
Direktur Jenderal ILO Guy Ryder dalam kesempatan yang sama juga memberi komentar atas Join Statement tersebut, lalu direspon secara persuasif oleh sekjend IOE (Asosiasi Pengusaha Internasional) Roberto Suarez Santos dan chair L20 Elly Rosita Silaban, dan di tutup dengan respon dari Menaker RI Ida Fauziah.
Maria juga menambahkan bahwa, di sela-sela acara LEMM,
Delegasi Labor20 juga terlibat dalam 2 pembicaraan bilateral yang sering
dimanfaatkan para delgasi untuk mendiskusikan isu-isu krusial dengan pihak-pihak
tertentu.
"Seperti diskusi pagi hari Bersama Dirjen ILO Guy Ryder
yang segera akan menghadiri masa jabatannya dan sebagai performance terakhir di
G20 tahun ini, juga bilateral dialog dengan wakil presiden dan Menaker
Spanyol." tutupnya. (Handi)
Beri komentar