KataBuruh.com ,JAKARTA - Indonesia merupakan negara terbesar nomor satu penghasil kelapa sawit di dunia. Konstribusi produksinya hampir 59%, diikuti oleh Malaysia 24%, dan negara negara lainnya termaasuk di dalamnya Gana diangka 17%.
Nursanna Marpaung Presidensi Jagasawitan/Sekretaris Eksekutif JAPBUSI
KataBuruh.com ,JAKARTA - Indonesia merupakan negara terbesar nomor satu penghasil kelapa sawit di dunia. Konstribusi produksinya hampir 59%, diikuti oleh Malaysia 24%, dan negara negara lainnya termaasuk di dalamnya Gana diangka 17%.
Dengan besarnya potensi dan keunggulan yang dimilikinya, industri minyak kelapa sawit Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang ekonomi. Sebab, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen dan pemasok Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia.
Industri kelapa sawit merupakan
sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan
global. Sektor kelapa sawit merupakan salah satu sektor utama dalam
perekonomian Indonesia, memberikan kontribusi besar terhadap ekspor, penyerapan
tenaga kerja, dan pembangunan daerah.
Namun, tantangan dalam tata kelola
buruh di sektor ini masih menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk isu
terkait hak-hak pekerja, kondisi kerja, sistem ketenagakerjaan, serta kepatuhan
terhadap standar ketenagakerjaan nasional dan internasional Dalam beberapa
tahun terakhir, perhatian terhadap aspek sosial dalam industri kelapa sawit
semakin meningkat, baik dari pemerintah, organisasi buruh, asosiasi pengusaha,
masyarakat sipil, maupun organisasi internasional.
Sejak dideklarasikan pada 16 Februari
2023, Jagaswitan telah berfungsi sebagai platform bipartit antara Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Jaringan Serikat Pekerja Kelapa
Sawit (JAPBUSI) untuk mempromosikan dialog sosial yang efektif dan produktif
untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kondusif, setara, berkeadilan
dengan berpedoman pada hak-hak dasar di tempat kerja dan norma-norma
ketenagakerjaan yang berlaku
Dalam rangka memperingati Hari Jadi
ke-2, pada Selasa, 25 Februari 2025,
bertempat di Hotel Ashley Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Jagaswitan menggelar
kegiatan dialog pemangku kepentingan sebagai langkah strategis dalam membangun
pemahaman bersama, mencari solusi, serta mendorong kebijakan yang lebih
inklusif dan berkelanjutan bagi pekerja di sektor kelapa sawit, sekaligus
memperkuat peran JagaJagasawitan.
Hadir dalam dialog tersebut para
Pengurus Pusat GAPKI , Steering Committee dan Koordinator JAPBUSI , Pengurus GAPKI
Cabang se Indonesia , perwakilan daru Perusahaan Anggota GAPKI, tampak hadir
perwakilan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) dan juga perwakilan Bappenas,
International Labour Organization (ILO)
serta para pengurus serikat
buruh.
Dalam keterangan resminya pada awak media INAnews yang hadir dalam Dialog tersebut, pada Selasa, 25 Februari 2025 di Hotel Ashley Wahid Hasyim, Nursanna Marpaung selaku Presidensi Jagasawitan/Sekretaris Eksekutif JAPBUSI, mengungkapkan, ” Tujuan di adakan dialog ini adalah untuk Meningkatkan pemahaman bersama mengenai kondisi dan tantangan buruh dalam tata kelola sawit. Selanjutnya para Stake Holder bisa Mengidentifikasi praktik terbaik dan regulasi yang dapat mendukung perlindungan buruh di sektor kelapa sawit.” Ungkap Nursanna Marpaung.
“Dialog ini diharap bisa
memfasilitasi antara berbagai pemangku
kepentingan guna mencari solusi yang kolaboratif dan berkelanjutan serta para
peserta dialog bisa Menyusun rekomendasi
kebijakan dan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di
sektor kelapa sawit.” tambah Marpaung Marpaung.
Sementara itu Sumarjono Saragih
sebagai Ketua Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM), dalam dialog itu
menyampaikan, “Satu yang kita dorong sebagai solusi konkrit, yaitu menghadirkan
Buku Panduan Pekerja Perempuan di perusahaan kelapa sawit. Dan, membangun
Komite Gender sebagai lembaga kunci untuk perlindungan pekerja perempuan di
perusahaan kelapa sawit. Komite ini dibentuk untuk meningkatkan kesadaran dan
meningkatkan isu-isu terkait serta mendorong perbaikan kondisi pekerja
perempuan,” ujar Sumarjono Saragih,
“ Yang terpenting adalah tugas kita
bersama bagaimana untuk menyusun buku
panduan pekerja perempuan di perusahaan kelapa sawit dan komite gender agar
bisa diimplementasikan dan berfungsi dengan baik. Untuk itu kami mengajak
kepada para pemangku kepentingan (kementerian terkait) untuk sama-sama
mengawasi implementasinya agar tata kelola industri sawit terus meningkat,”
tambahnya
“ karena seperti di awal disampaikan bahwa industri sawit di Indonesia adalah industri yang sangat besar dan berperan dalam
kesejahteraan pekerja dan perekonomian nasional,” lanjut Sumarjono.
Dalam sesi penutup Nursanna Marpaung
berharap semoga kegiatan dialog ini mendapatkan adanya kesepahaman antara
berbagai pemangku kepentingan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk
meningkatkan kesejahteraan buruh. Kemudian
Terjalinnya kerja sama dan adanya komitmen bersama antar pemangku
kepentingan dalam implementasi kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi
buruh di sektor sawit. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan tata kelola sawit
yang lebih inklusif dan berkeadilan dapat terwujud, sehingga industri sawit
tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi hak-hak
pekerjanya. ” tegas Nursanna Marpaung.
” Dialog ini diharapkan bisa menjadi sebuah dokumen rekomendasi yang mencakup
langkah-langkah perbaikan tata kelola ketenagakerjaan di sektor kelapa
sawit. Selanjutnya terjadi Peningkatan
Kolaborasi antara serikat buruh, asosiasi pengusaha, pemerintah, dan organisasi
masyarakat sipil dalam implementasi kebijakan ketenagakerjaan yang lebih baik.
Maka pada akhirnya ada peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya tata
kelola ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan di sektor kelapa sawit.”
Pungkas Nursanna Marpaung. (edy) berita ini ada di di inanews.co.id
Beri komentar