
“Jadi sekali lagi, poinnya adalah
[program ILO ini] tidak dibatalkan, apalagi ini soal agrement mechanism. Kami tau
bagi Temen-temen [Serikat Buruh di sektor industri] Kelapa Sawit, kami tau
banyak mengalami gangguan dan ini [program ILO] pasti harus dikembangkan
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang lain,” kata Programme Officer ILO
Indonesia dan Timor Leste Abdul Hakim yang bertindak sebagai penterjemah bagi
Direktur ILO Indonesia dan Timor Leste, Simrin Singh saat berdiskusi dengan
Pimpinan Dewan Pengurus Pusat Federasi-federasi afiliasi KSBSI di Kantor Pusat
KSBSI Cipinang Muara, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Simrin Singh melakukan lawatan
atau kunjungan kerja khusus ke Markas Dewan Eksekutif Nasional KSBSI guna
memastikan keberlanjutan Program-program ILO di tengah tekanan global dan
kebijakan Donald Trump.
Menurut ILO, salah satu alasan AS
membuat kebijakan penghentian sementara bantuan luar negeri, karena adanya
dampak perang Ukrania-Rusia, konflik Palestina dan perang ekonomi global. Namun
demikian, Simrin Singh memastikan ILO akan tetap berjuang untuk memastikan
keberlanjutan program dan mendapatkan negara pendonor lainnya.
Sebelumnya, bulan lalu, Donald
Trump menghentikan sebagian bantuan keuangan AS yang bertujuan membantu negara
berkembang dan negara berpendapatan menengah menghadapi ancaman perubahan
iklim. Trump memulai proses penarikan diri dari Perjanjian Paris (Paris
Agreement) untuk kedua kalinya.
Langkah ini menunjukkan niat AS
untuk melepaskan peran dalam mendorong pengurangan emisi global dalam program
Net Zero Emission.
Penarikan AS dari diplomasi iklim,
serta sebagai sumber pendanaan pada akhirnya berpotensi menghentikan rencana
‘Just Energy Transition Program (JETP)’ yang tengah berjalan, salah satunya di
Indonesia.
Abdul Hakim mengatakan, Simrin
Singh menjawab bahwa program kerjasama ILO dengan KSBSI, meskipun tertunda
[mandeg] akibat kebijakan Donald Trump tersebut, namun tetap berlanjut dan
tidak dibatalkan. Menurut Simrin Singh, dalam 3 bulan ke depan, Ia berharap
kerjasama dengan Serikat Buruh bisa dilakukan lebih efisien.
“Justru dalam dua atau tiga bulan
ini, kita harus berpikir bagaimana agar kita lebih efisien. Intinya adalah
lebih efisien dalam konteks [program kerjasama] itu.” jelasnya.
“Mudah-mudahan [penghentian
bantuan dana seperti yang dilakukan dalam kebijakan Presiden AS] ini tidak akan
terjadi lagi dalam beberapa bulan ke depan,” kata Simrin Singh sebagaimana
diterjemahkan Abdul Hakim.
Simrin Singh menjelaskan program
yang sedang dicanangkan ILO Indonesia dan Timor Leste untuk tahun ini adalah
melanjutkan agenda just transition (transisi berkeadilan) dalam rangka
mengurangi emisi gas rumah kaca dan upaya mitigasi dampak perubahan iklim
terhadap dunia kerja.
Isu energi merupakan masalah
global yang mempengaruhi kehidupan para pekerja dan keluarganya. Inilah yang
menjadi bagian terpenting yang melandasi program yang dicanangkan ILO.
Sementara membahas program
lainnya, Simrin Singh mengatakan, sudah menjadi tugas ILO untuk membantu
serikat buruh dalam agenda dialog sosial antara serikat buruh, pengusaha dan
pemerintah, kesetaraan gender, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), perlindungan
dan hak pekerja migran.
“Tugas kami dari ILO Indonesia dan
Timor Leste adalah sekarang ini melayani dan membantu kawan-kawan serikat buruh
KSBSI yang sedang memperjuangkan hak buruh,” terangnya.
Simrin Singh memuji kontribusi
perjuangan KSBSI yang kian berpengaruh dalam gerakan buruh yang lebih modern.
“Saya lihat KSBSI sekarang ini gerakan buruhnya sangat modern dan mampu
mempengaruhi pemerintah dan pengusaha melalui agenda dialog sosial,” pujinya.
Di tengah kondisi dunia sekarang
ini yang dipenuhi ketegangan, Simrin Singh memastikan, ILO Indonesia dan Timor
Leste memastikan program-program yang sedang dicanangkan akan tetap berjalan
meskipun dengan anggaran yang terbatas.
Untuk itu, agar program berjalan
dengan lancar tahun ini, Simrin Singh mengatakan ILO akan mencari negara-negara
pendonor lainnya [tidak bergantung AS] bagi program-program yang sedang
berjalan. Simrin Singh juga meminta kepada rekan-rekan aktivis buruh di
Indonesia bisa bersinergi dengan ILO agar bisa melobi negara-negara yang siap
memberikan dana bantuan untuk keberlangsungan program kesejahteraan buruh.
Sementara itu, Presiden KSBSI,
Elly Rosita Silaban menyambut hangat kedatangan Petinggi ILO, Simrin Singh
bersama Abdul Hakim ke Markas KSBSI ini.
Elly mengatakan, kedatangan
Direktur ILO tersebut adalah untuk melakukan diskusi dan membahas berbagai isu
seperti kerja dan upah layak, kebebasan berserikat, agenda dialog sosial,
pekerja migran, Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Serta isu-isu global yang
sedang berkembang.
“Selamat datang Simrin Singh
Direktur ILO Indonesia dan Timor Leste di kantor KSBSI. Semoga dialog yang kita
adakan hari ini bisa menambah semangat perjuangan buruh,” kata Elly di Cipinang
Muara, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2025). (HUGE). Berta ini juga ada di
ksbsi.rg, kantorberitaburuh.,com
Beri komentar