Direktur ILO Sambangi KSBSI, Pastikan Program yang *Mandeg*  Akibat Kebijakan Trump, Tetap Berjalan

Direktur ILO Indonesia dan Timor Leste, Simrin Singh bersama Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban. (Foto: REDHUGE/Media KSBSI/REDKBB).

Direktur ILO Sambangi KSBSI, Pastikan Program yang *Mandeg* Akibat Kebijakan Trump, Tetap Berjalan

Nasional

KataBuruh.com,JAKARTA - Direktur Internasional Labour Organization (ILO) untuk Indonesia dan Timor-Leste, Simrin Singh menegaskan, meskipun ada kebijakan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan menghentikan sumber pendanaan (donasi atau bantuan dana) untuk program-program ILO bekerjasama dengan Serikat Buruh di Indonesia, terutama kerjasama dengan KSBSI, namun program tersebut tetap berlanjut.


 “Jadi sekali lagi, poinnya adalah [program ILO ini] tidak dibatalkan, apalagi ini soal agrement mechanism. Kami tau bagi Temen-temen [Serikat Buruh di sektor industri] Kelapa Sawit, kami tau banyak mengalami gangguan dan ini [program ILO] pasti harus dikembangkan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang lain,” kata Programme Officer ILO Indonesia dan Timor Leste Abdul Hakim yang bertindak sebagai penterjemah bagi Direktur ILO Indonesia dan Timor Leste, Simrin Singh saat berdiskusi dengan Pimpinan Dewan Pengurus Pusat Federasi-federasi afiliasi KSBSI di Kantor Pusat KSBSI Cipinang Muara, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Simrin Singh melakukan lawatan atau kunjungan kerja khusus ke Markas Dewan Eksekutif Nasional KSBSI guna memastikan keberlanjutan Program-program ILO di tengah tekanan global dan kebijakan Donald Trump.

Menurut ILO, salah satu alasan AS membuat kebijakan penghentian sementara bantuan luar negeri, karena adanya dampak perang Ukrania-Rusia, konflik Palestina dan perang ekonomi global. Namun demikian, Simrin Singh memastikan ILO akan tetap berjuang untuk memastikan keberlanjutan program dan mendapatkan negara pendonor lainnya.

Sebelumnya, bulan lalu, Donald Trump menghentikan sebagian bantuan keuangan AS yang bertujuan membantu negara berkembang dan negara berpendapatan menengah menghadapi ancaman perubahan iklim. Trump memulai proses penarikan diri dari Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk kedua kalinya.

Langkah ini menunjukkan niat AS untuk melepaskan peran dalam mendorong pengurangan emisi global dalam program Net Zero Emission.

Penarikan AS dari diplomasi iklim, serta sebagai sumber pendanaan pada akhirnya berpotensi menghentikan rencana ‘Just Energy Transition Program (JETP)’ yang tengah berjalan, salah satunya di Indonesia.

Abdul Hakim mengatakan, Simrin Singh menjawab bahwa program kerjasama ILO dengan KSBSI, meskipun tertunda [mandeg] akibat kebijakan Donald Trump tersebut, namun tetap berlanjut dan tidak dibatalkan. Menurut Simrin Singh, dalam 3 bulan ke depan, Ia berharap kerjasama dengan Serikat Buruh bisa dilakukan lebih efisien.

“Justru dalam dua atau tiga bulan ini, kita harus berpikir bagaimana agar kita lebih efisien. Intinya adalah lebih efisien dalam konteks [program kerjasama] itu.” jelasnya.

“Mudah-mudahan [penghentian bantuan dana seperti yang dilakukan dalam kebijakan Presiden AS] ini tidak akan terjadi lagi dalam beberapa bulan ke depan,” kata Simrin Singh sebagaimana diterjemahkan Abdul Hakim.

Simrin Singh menjelaskan program yang sedang dicanangkan ILO Indonesia dan Timor Leste untuk tahun ini adalah melanjutkan agenda just transition (transisi berkeadilan) dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan upaya mitigasi dampak perubahan iklim terhadap dunia kerja.

Isu energi merupakan masalah global yang mempengaruhi kehidupan para pekerja dan keluarganya. Inilah yang menjadi bagian terpenting yang melandasi program yang dicanangkan ILO.

Sementara membahas program lainnya, Simrin Singh mengatakan, sudah menjadi tugas ILO untuk membantu serikat buruh dalam agenda dialog sosial antara serikat buruh, pengusaha dan pemerintah, kesetaraan gender, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), perlindungan dan hak pekerja migran.

“Tugas kami dari ILO Indonesia dan Timor Leste adalah sekarang ini melayani dan membantu kawan-kawan serikat buruh KSBSI yang sedang memperjuangkan hak buruh,” terangnya.

Simrin Singh memuji kontribusi perjuangan KSBSI yang kian berpengaruh dalam gerakan buruh yang lebih modern. “Saya lihat KSBSI sekarang ini gerakan buruhnya sangat modern dan mampu mempengaruhi pemerintah dan pengusaha melalui agenda dialog sosial,” pujinya.

Di tengah kondisi dunia sekarang ini yang dipenuhi ketegangan, Simrin Singh memastikan, ILO Indonesia dan Timor Leste memastikan program-program yang sedang dicanangkan akan tetap berjalan meskipun dengan anggaran yang terbatas.

Untuk itu, agar program berjalan dengan lancar tahun ini, Simrin Singh mengatakan ILO akan mencari negara-negara pendonor lainnya [tidak bergantung AS] bagi program-program yang sedang berjalan. Simrin Singh juga meminta kepada rekan-rekan aktivis buruh di Indonesia bisa bersinergi dengan ILO agar bisa melobi negara-negara yang siap memberikan dana bantuan untuk keberlangsungan program kesejahteraan buruh.

Sementara itu, Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban menyambut hangat kedatangan Petinggi ILO, Simrin Singh bersama Abdul Hakim ke Markas KSBSI ini.

Elly mengatakan, kedatangan Direktur ILO tersebut adalah untuk melakukan diskusi dan membahas berbagai isu seperti kerja dan upah layak, kebebasan berserikat, agenda dialog sosial, pekerja migran, Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Serta isu-isu global yang sedang berkembang.

“Selamat datang Simrin Singh Direktur ILO Indonesia dan Timor Leste di kantor KSBSI. Semoga dialog yang kita adakan hari ini bisa menambah semangat perjuangan buruh,” kata Elly di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2025). (HUGE). Berta ini juga ada di ksbsi.rg, kantorberitaburuh.,com

 

 



Komentar

Beri komentar