Pembukaan
acara langsung dibuka Afriansyah Noor Wakil Menteri (Wamen) Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemenaker), Syamsuar Gubernur Riau, Kapolda Riau Irjen Pol M
Iqbal, Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI serta Juandy Hutauruk
Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI Riau. Dan sekitar 1000 orang pengurus dan
anggota federasi yang berafiliasi dengan KSBSI.
Juandy
Hutauruk Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI Riau mengatakan agenda Rakorwil merupakan
bagian kebutuhan dalam memperkuat organisasi. Baik di internal maupun eksternal
organisasi.
“Dalam agenda
Rakorwil, kami juga tetap membuka ruang demokrasi kepada semua peserta untuk
memberikan ide, gagasan. Termasuk menerima kritikan membangun untuk membesarkan
KSBSI Riau,” ucap Juandy, saat diwawancarai melalui seluler, Rabu (14/9/2022).
Untuk agenda penguatan
internal, Juandy menyampaikan KSBSI Riau akan semakin memperkuat konsolidasi
pengurus dan anggota lintas federasi afiliasi KSBSI. Kemudian lebih menata
administrasi seluruh anggota. Serta memetakan dan melakukan advokasi bagi
anggota yang menghadapi perselisihan hubungan industrial.
“Tahun ini
kami akan memperkuat konsolidasi lintas federasi afiliasi KSBSI dalam menyikapi
dampak Undang-Undang Cipta kerja beserta turunannya. Agar kesejahteraan buruh tidak semakin
terpuruk,” jelasnya.
Nah, untuk
agenda eksternal, dia menyampaikan serikat buruhnya bakal lebih membuka diri
untuk memperkuat jaringan organisasi. Baik di lintas serikat buruh serikt
pekerja, birokrasi pemerintah dan pelaku usaha. Sejauh ini, Juandy menyampaikan
posisi tawar KSBSI di Provinsi Riau semakin diperhitungkan. Karena setiap melakukan
pertemuan dengan birokrasi pemerintah dalam urusan ketenagakerjaan, pihaknya sudah
lebih banyak diterima dan didengarkan.
Bahkan pelaku
usaha (pengusaha) pun sudah banyak menerima keberadaan KSBSI di perusahaan.
Serta mendengarkan saran dari kami dalam untuk meningkatkan kesejahteraan buruh
saat melakukan dialog sosial.
“Termasuk,
pasca pandemi Covid-19, dia menyampaikan jumlah anggota KSBSI Riau cenderung
mengalami kenaikan yang berada di 12 kabupaten/kota,” jelasnya.
Selain itu,
KSBSI Riau menegaskan menolak kebijakan pemerintah dalam menaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Namun, sikap penolakan ini, pihaknya tidak memilih turun aksi
demo. Tapi strategi yang diperjuangkan akhir tahun ini adalah memperjuangkan
upah minumum lebih layak, diluar rumusan yang telah dibuat pemerintah.
“Karena
kenaikan harga BBM ini kan sangat berdampak pada daya beli buruh ditengah
masyarakat yang semakin menurun. Makanya, harus ada keseimbangan ekonomi dengan
menaikan upah buruh yang jauh lebih layak,” ungkapnya.
Juandy juga
menyampaikan KSBSI Riau tetap tidak apatis dengan politik. Karena itu, serikat
buruh telah membangun satu komando agar pada Pemilu 2024 nanti. Dimana, setiap
kader harus ada yang maju di setiap perwakilan provinsi sampai kabupaten/kota
harus ada yang maju calon legislativ (Caleg). Dengan membawa visi dan misi
memperjuangkan hak buruh.
“Untuk
kendaraan partai yang akan dipakai kader-kader KSBSI Riau adalah Partai
Solidaritas Indonesia (PSI),” ungkapnya.
Terakhir, dia
tetap optimis kalau KSBSI Riau kedepannya semakin besar dan semakin
diperhitungkan dimata pemerintah dan pengusaha. Serta tetap melahirkan
kader-kader muda yang terdidik dan militan untuk membela kepentingan buruh.
(A1)
Beri komentar